er

Monday 4 November 2013

Perang Cyber Indonesia VS Australia


Foto: Senin, 04 November 2013
Perang cyber bisa pecah antara Indonesia lawan Australia

Penyerangan hacker dari Indonesia ke ratusan situs Australia diprediksi bisa memicu cyber war bila tidak diwaspadai pihak-pihak yang berkompeten di kedua negara, apalagi, bila ternyata penyerangan itu bukan dilakukan oleh hacker dari Indonesia.

Selain itu, setelah serangan ke Australia, bukan tidak mungkin akan terjadi serangan ke hacker Australia ke Indonesia dan bermuara pada perang cyber atau cyber war antara Indonesia dan Australia.

Pengamat telematika Heru Sutadi mengatakan kewaspadaan bahwa yang melakukan bukan hacker Indonesia atau hanya peretas dari Indonesia saja, karena jika dilihat bahwa hacker yang menggunakan akun @AnonNewsIndo juga memberikan control panel dengan alamat login di https://202.6.141.215:2083.

"Di linimasa akun twitternya, disana lengkap ada nama pengguna dan password-nya," kata heru yang juga juga Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute ini melalui akun Twitter-nya di @herusutadi.

Menurut Heru, username dan password yang ada bisa dipakai siapa saja, seperti username andy, password-nya and123njs23, kemudian username begerweb, password-nya 5zE#mg=ZP[~1. "Ada sekitar 11-an username dan password yang bisa dipakai," kata Heru.

Serangan hacker, kata Heru, perlu diwaspadai terjadinya serangan balik ke situs-situs Indonesia. "Kita harus waspada menjaga keamanan situs, terutama situs-situs pemerintah dan militer. Bukan tidak mungkin akan ada serangan balik, yang muaranya dapat terjadi perang cyber atau cyber war," pesan heru.

Para hacker yang menamakan dirinya Anonymous Indonesia menginformasikan telah merusak sedikitinya 100 situs Australia sebagai jawaban atas laporan mata-mata yang dilakukan pihak Australia. Dalam situs yang dirusak, yang nampaknya dipilih secara acak, ditinggalkan tulisan "Hentikan memata-matai Indoensia (Stop Spying on Indonesia)".

Belum jelas apakah aksi ini akan berlanjut atau tidak. Jika berlanjut artinya, bukan tidak mungkin akan terjadi cyberwar. Dan Indonesia, seperti dilaporkan Akamai, merupakan negara pertama di dunia yang sering melakukan penyerangan di dunia cyber ini.

Saat berita ini diturunkan saja tercatat sudah 170 lebih situs situs di australia telah di rusak
Penyerangan hacker dari Indonesia ke ratusan situs Australia diprediksi bisa memicu cyber war bila tidak diwaspadai pihak-pihak yang berkompeten di kedua negara, apalagi, bila ternyata penyerangan itu bukan dilakukan oleh hacker dari Indonesia.


Selain itu, setelah serangan ke Australia, bukan tidak mungkin akan terjadi serangan ke hacker Australia ke Indonesia dan bermuara pada perang cyber atau cyber war antara Indonesia dan Australia.

Pengamat telematika Heru Sutadi mengatakan kewaspadaan bahwa yang melakukan bukan hacker Indonesia atau hanya peretas dari Indonesia saja, karena jika dilihat bahwa hacker yang menggunakan akun @AnonNewsIndo juga memberikan control panel dengan alamat login di https://202.6.141.215:2083/.

"Di linimasa akun twitternya, disana lengkap ada nama pengguna dan password-nya," kata heru yang juga juga Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute ini melalui akun Twitter-nya di @herusutadi.

Menurut Heru, username dan password yang ada bisa dipakai siapa saja, seperti username andy, password-nya and123njs23, kemudian username begerweb, password-nya 5zE#mg=ZP[~1. "Ada sekitar 11-an username dan password yang bisa dipakai," kata Heru.

Serangan hacker, kata Heru, perlu diwaspadai terjadinya serangan balik ke situs-situs Indonesia. "Kita harus waspada menjaga keamanan situs, terutama situs-situs pemerintah dan militer. Bukan tidak mungkin akan ada serangan balik, yang muaranya dapat terjadi perang cyber atau cyber war," pesan heru.

Para hacker yang menamakan dirinya Anonymous Indonesia menginformasikan telah merusak sedikitinya 100 situs Australia sebagai jawaban atas laporan mata-mata yang dilakukan pihak Australia. Dalam situs yang dirusak, yang nampaknya dipilih secara acak, ditinggalkan tulisan "Hentikan memata-matai Indoensia (Stop Spying on Indonesia)".

Belum jelas apakah aksi ini akan berlanjut atau tidak. Jika berlanjut artinya, bukan tidak mungkin akan terjadi cyberwar. Dan Indonesia, seperti dilaporkan Akamai, merupakan negara pertama di dunia yang sering melakukan penyerangan di dunia cyber ini.

Saat berita ini diturunkan saja tercatat sudah 170 lebih situs situs di australia telah di rusak

Comments
0 Comments

0 comments:

Post a Comment

Berkomentarlah dengan kata-kata yang sopan, tidak spam, dan bijak ^.^
Terima Kasih telah berkunjung