er

Berbagai Tutorial dan Info Menarik

Belajar, Berjuang, dan Bertaqwa

Saturday 22 June 2013

Coklat Dapat Mencegah Kerusakan Gigi?

Para peneliti telah menemukan bahwa coklat dapat mencegah kerusakan terhadap gigi. Hal ini begitu berhasil dalam memerangi pembusukan bahwa para ilmuwan percaya beberapa komponen yang mungkin satu hari ditambahkan untuk obat kumur atau pasta gigi.
Studi yang dilakukan oleh para peneliti di Osaka University di Jepang menemukan bahwa bagian-bagian biji kakao, bahan utama cokelat, menggagalkan bakteri mulut dan kerusakan gigi.
Mereka menemukan bahwa biji kakao kulit - bagian luar dari kacang yang biasanya pergi ke limbah dalam produksi coklat - memiliki efek anti bakteri pada mulut dan dapat melawan secara efektif melawan plak dan agen merusak lainnya.
Pembusukan gigi terjadi ketika bakteri dalam mulut berubah menjadi asam, yang merusak di permukaan gigi dan menyebabkan karies.
Para ilmuwan Jepang menemukan coklat yang tidak terlalu berbahaya daripada banyak makanan manis yang lainnya, karena agen antibakteri pada biji kakao offset gula tingkat tinggi.
Setelah tiga bulan, penelitian ini menemukan bahwa angka dengan diet gula tinggi memiliki 14 lubang rata-rata dibandingkan dengan hanya enam rongga bagi mereka yang menerima kulit biji kakao dalam makanan mereka.
Para peneliti kini merencanakan untuk menguji temuan mereka pada manusia.
Berbicara kepada majalah New Scientist, Takashi Ooshima, dari Osaka University, mengatakan temuan mereka bisa mengarah pada pengobatan baru untuk kerusakan gigi.
"Dimungkinkan untuk menggunakan obat kumur CBH ekstrak, atau suplemen untuk sebuah pasta gigi."
Bahkan bisa dimasukkan kembali ke cokelat untuk membuat lebih baik untuk gigi, katanya
"Mereka tentu memiliki efek tapi kebersihan mulut yang baik, daripada banyak makan cokelat, adalah cara untuk gigi sehat yang baik."
Juru bicara British Dental Association mengatakan: "Jika memang benar bahwa cokelat tidak membantu mengurangi kerusakan gigi dan rongga yang hanya dapat menjadi hal yang baik, tetapi Anda harus ingat bahwa cokelat mengandung gula.
"Saran kami tetap sama: jika orang ingin makan permen manis dan minuman mereka harus membatasinya, dan mengunjungi dokter gigi secara teratur."

Sumber : BBC News

Friday 14 June 2013

Indonesia vs Perakus

Pernah saya baca sebuah buku (lupa judulnya), yang salah satu didalamnya menceritakan ketidak percayaan penulis akan kondisi negara ini yang memiliki hutang triliunan. Ketidak percayaan itu muncul ketika penulis sedang berjalan melewati sebuah jalan di Jakarta yang disekelilingnya ditumbuhi gedung-gedung tinggi nan megah. Dalam suasana berbeda tapi dengan pemikiran yang sama, saya juga pernah merasakan bahwa hutang luar negeri negara ini sangatlah tidak bisa diterima akal sehat. Pemikiran itu muncul ketika saya melewati sebuah jalan beraspal mulus yang disekililingnya terhampar luas sawah yang ditanami padi yang saat itu telah menguning. Sungguh tidak dapat dipercaya, negara dengan tanah sesubur dan semakmur ini yang bahkan menurut lirik sebuah lagu, tongkat dan kayu saja bisa jadi tanaman, tapi hutangnya mencapai 2.000 an triliun. Bahkan untuk bahan makanan pokok seperti beras, negara ini tidak mampu mencukupi kebutuhannya sendiri.
Lalu sebenarnya apa yang terjadi dengan negeri yang sebenarnya nan kaya raya ini? Ketua umum PBNU, KH. Said Aqiel pernah berujar dalam suatu kesempatan, bahwa negara ini memang kaya, negara ini sebenarnya mampu menghidupi sendiri penghuninya yang mencapai 200 an juta, tapi sekaya-kayanya negeri ini, tak akan mampu mencukupi kebutuhan 1 orang yang rakus. Dari statment tersebut kita bisa berkaca, bahwa negara kaya ini tidak akan mampu mencukupi 1 orang warganya yang rakus, yang hanya mementingkan urusan pribadi dan golongannya. Itu baru 1 orang rakus, kalau kita melihat Indonesia sekarang ini, kita bisa melihat berapa banyak orang yang rakus? Sudah berapa banyak perakus yang ditahan KPK? Itu baru yang terlihat dan tertangkap, dan mungkin para perakus-perakus yang menggerogoti kekayaan bangsa ini masih banyak diluaran sana yang belum tertangkap. Mereka tidak akan berhenti rakus sebelum mungkin tertangkap, bahkan mungkin setelah tertangkap dan kembali bebas, mereka akan melanjutkan kerakusan mereka. Itu terjadi karena hukum di negara ini belum membuat para perakus itu jera.
Dan akhirnya selama perakus-perakus itu masih hidup di Indonesia, negara ini akan tetap menjadi seperti ini, terlihat kaya diluar namun sebenarnya hutangnya triliunan. 1 orang rakus saja tidak bisa dipenuhi oleh kekayaan Indonesia, apalagi ada beratus-ratus atau mungkin beribu-ribu perakus yang tidak pernah jera, bisa-bisa suatu saat negara ini bisa pailit dan gulung tikar. Dan salah satu cara yang mungkin paling ampuh dan patut dicoba membuat para perakus-perakus itu jera adalah hukuman mati. Sebagaimana tertulis dalam sebuah hadist yang isinya kurang lebih, “tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina”, dan mari belajar untuk membuat jera para perakus dengan belajar mengenai hukuman mati ke negeri Cina. (Amin).

Zaman Sekarang, Kreditan Lebih Familiar?

Belum lama ini, saya sempat berinteraksi dengan seorang sopir angkot. Tema obrolan tidak jauh dari keluhan akan kehidupan sehari-hari yang semakin hari semakin susah saja. Obrolan berawal dari pengamatan saya yang melihat angkot sekarang mulai sepi penumpang, kebetulan waktu itu penumpangnya hanya saya seorang (berasa naik taksi). Dari situ bapak sopir angkot itu mulai mengeluarkan keluhan-keluhan yang sepertinya sudah lama terpendam tapi tidak tahu hendak diceritakan kepada siapa. Beliau bilang kalau sekarang ini kalau dihari-hari biasa, buat menuhin setoran saja susahnya bukan main.
Beliau kembali bercerita, sebenarnya mau setoran berapapun (asalkan wajar) sebenarnya oke-oke saja kalau angkotnya rame, sayangnya angkot sekarang sepi, penumpang hanya satu dua orang, padahal dulu angkot merupakan transportasi andalan masyarakat. Saat saya tanya terus kenapa bisa sepi? Lantang bapak sopir menjawab, “sekarang orang-orang banyak yang lebih suka naik kreditan,” sejenak saya berpikir, naik kreditan? Maksudnya? Owalah ternyata maksud naik kreditan adalah orang-orang sekarang banyak yang suka naik motor sendiri meskipun itu motor yang belinya kredit.
Saya pikir lucu juga sebutan yang diberikan bapak sopir tadi dengan menyebut orang-orang sekarang lebih suka naik kreditan. Saat ini kepemilikan motor di Indonesia memang sangat banyak. Jumlah pemilik kendaraan roda dua ini memang selalu meningkat dari tahun ke tahunnya, salah satu penyebabnya karena sistem kredit yang sangat mudah di Indonesia. Bahkan beberapa tahun kemarin hanya dengan Rp. 500.000,- sebagai uang muka, orang sudah bisa membawa pulang motor (sekarang kabarnya aturan uang muka kredit diperbaharui lewat kebijakan down payment).Bayangkan saja dengan kemudahan seperti itu, ditambah lagi dengan mental masyarakat yang sangat konsumtif tentu mnjadikan semakin banyak warga berkredit motor dan angkotan umum pun semakin ditinggalkan.
Tidak lama lagi harga BBM bersubsidi akan naik, disatu sisi ini akan memperbanyak keluhan-keluhan sopir angkot, dilain sisi diharapkan bisa menjadi pemikiran mayarakat untuk membeli motor, karena bahan bakarnya mahal. Berkaitan dengan ini diharapkan pemerintah juga memiikirkan subsidi atau bantuan untuk para sopir angkot sehingga mereka tidak semakin susah, sehingga mereka juga bisa tidak menaikkan tarif angkot, sehingga rakyat yang tadinya sudah mengurungkan untuk beli motor karena bahan bakarnya mahal, punya alternatif yang lebih murah untuk bepergian yaitu dengan naik angkot. (Amin)

Belajar dari Kegagalan Timnas Inggris U-21



Kabar mengejutkan sekaligus memalukan datang dari timnas Inggris U-21. Datang ke piala Eropa U-21 dengan ekspetasi tinggi dengan label pemilik liga lokal sebagai liga paling WAH didunia, nyatanya tidak membuat timnas Inggris memiliki kekuatan lebih dibanding timnas muda negara lain. Alih-alih berprestasi, mereka malah menjadi lumbung poin bagi peserta lain di grub mereka. Mereka menjadi juru kunci grub dengan status tanpa pernah meraih satu poin pun. Bahkan mereka tak mampu bersaing dengan negara seperti Norwegia dan Israel yang notabenya liga lokal mereka tidak punya lebel segemerlap liga Inggris.
Ada yang dapat dijadikan pelajaran bagi sepakbola Indonesia atas gagalnya timnas muda Inggris tersebut. Inggris menjadikan sepakbola dinegaranya sebagai sebuah bisnis dan juga hiburan. Indikator kesuksesan dari sebuah bisnis adalah keuntungan komersil, sementara indikator tercapainya sebuah hiburan adalah rasa senang. Liga Inggris memang berhasil memenuhi target tersebut (meskipun belakangan diketahui tim-tim Inggris banyak hutang), namun agaknya mereka lupa bagaimana membangun prestasi. Untuk level senior saja sukses terakhir Inggris adalah juara dunia 1966, sebuah periode yang sudah sangat lama. Dengan tujuan bisnis dan hiburan, tim-tim liga Inggris (terlebih tim-tim besar) lebih menyukai cara instan seperti membeli pemain asing.
Pelatih timnas senior Inggris pernah mengeluhkan akan banyaknya pemain asing, “Dalam beberapa laga yang saya tonton, sangat sedikit pemain Inggris yang terlibat. Saat ini, lebih dari duapertiga pemain di Liga Primer Inggris adalah pemain asing,” ujar Hugdson. Untuk urusan mencetak gol lebih dahsyat lagi, dari 10 besar pencetak gol terbanyak, hanya ada nama Rickie Lambert (31 tahun) – Soton dan Frank Lampard (34 tahun) – Chelsea. Hasilnya di turnamen piala eropa U-21 timnas Inggris hanya mencetak 1 gol itupun lewat titik pinalti.
Indonesia harus belajar dari pengalaman ini. Jangan jadikan sepakbola sebagai ladang bisnis dan hiburan saja, yang lebih penting dari itu adalah prestasi. Keuntungan komersil dan hiburan akan muncul beriringan dengan datangnya prestasi. Indonesia tidak butuh terlalu banyak pemain asing, yang nyatanya banyak dari mereka yang levelnya rata-rata pemain lokal, dana dari pembelian pemain asing bisa digunakan untuk menjaring bibit-bibit lokal untuk dikembangkan menjadi pemain hebat. Melihat daftar top skor liga Indonesia (minus Boaz), agaknya arah perkembangan pemain asing mirip dengan yang terjadi di liga Inggirs. Kondisi timnasnya pun agak mirip-mirip (meskipun secara kualitas Inggris masih jauh diatas Indonesia). Sepertinya sudah kodrat memang bahwa manusia itu cinta dunia, cinta kekayaan, cinta uang, dan saya tidak menyalahkan kalau para petinggi sepakbola Indonesia juga punya sifat seperti itu (karena saya juga mungkin begitu). Dan untuk mendatangkan semua itu, marilah dimulai dari membangun prestasi maka kesemuanya itu akan muncul beriringan. (Amin)

Aneh, Rencana TOA Masjid Mau Dilarang?

Akhir-akhir ini di dunia maya sedang ramai dibicarakan salah satunya mengenai aturan penggunaan TOA masjid. Kalau menurut saya ini lucu. Jika memang masjid itu berada dilingkungan masyarakat non-muslim, penggunaan TOA dengan keras mungkin perlu diperdebatkan dan diatur secara ketat, tapi kalau masjid itu berada di lingkungan muslim, apa salahnya penggunaan TOA dengan keras? Anggap saja itu syiar dari masjid, kan sekarang sudah mulai jarang masyarakat kita pergi ke masjid karena sibuk dengan aktivitas keduniawiaannya.
Pelarangan penggunaan TOA untuk kegiatan lain selain adzan juga terasa tidak adil, harusnya jika memang pengeras TOA itu mengganggu, suara-suara keras sejenis yang juga sama kerasnya (bahkan bisa lebih keras) juga banyak yang mengganggu, seperti acara musik dangdutan, hajatan orang nikahan, dll. Jika memang pelarangan penggunaan TOA karena alasan mengganggu, harusnya ada juga larangan untuk acara musik dangdutan dan hajatan nikahan.
Marilah khususnya bagi kita umat muslim, banyak-banyak berdzikir dan memohon ampun, mari berintrospeksi barangkali selama ini kita banyak melakukan kegiatan yang salah sehingga mata batin kita ditutup oleh setan dan tidak mau mendengar suara-suara yang notabenya bisa dijadikan syiar. Suara dari masjid selain adzan misalnya seperti dzikir, sholawatan, dll sebenarnya bisa dimanfaatkan kita untuk selalu mengingat Allah, sehingga setiap kegiatan yang kita lakukan bisa terjaga, bukankah seharusnya seorang muslim selalu bergetar dan bertambah kuat imannya ketika mendengar sebutan nama Allah? Sebagimana telah disebutkan dalam QS. Al Anfal yang isinya kurang lebih “sesungguhnya orang yang beriman itu adalah mereka yang bila disebut nama Allah bergetar hatinya dan apabila dibacakan ayat-ayat Allah bertambahlah keimanan mereka …”. Mungkin untuk penggunaan TOA jangan dilarang, karena itu bisa dijadikan syiar, cukuplah dibuat aturan jam atau waktu penggunaannya, yaitu jangan digunakan keras-keras diatas jam 9 malam dan sebelum jam 3 pagi karena itu jam istirahat mayoritas masyarakat kita. Saya nulis begini jangan dikira karena rumah saya jauh dari masjid, rumah saya hanya selisih satu rumah dari masjid. (Amin)