er

Friday 14 June 2013

Indonesia vs Perakus

Pernah saya baca sebuah buku (lupa judulnya), yang salah satu didalamnya menceritakan ketidak percayaan penulis akan kondisi negara ini yang memiliki hutang triliunan. Ketidak percayaan itu muncul ketika penulis sedang berjalan melewati sebuah jalan di Jakarta yang disekelilingnya ditumbuhi gedung-gedung tinggi nan megah. Dalam suasana berbeda tapi dengan pemikiran yang sama, saya juga pernah merasakan bahwa hutang luar negeri negara ini sangatlah tidak bisa diterima akal sehat. Pemikiran itu muncul ketika saya melewati sebuah jalan beraspal mulus yang disekililingnya terhampar luas sawah yang ditanami padi yang saat itu telah menguning. Sungguh tidak dapat dipercaya, negara dengan tanah sesubur dan semakmur ini yang bahkan menurut lirik sebuah lagu, tongkat dan kayu saja bisa jadi tanaman, tapi hutangnya mencapai 2.000 an triliun. Bahkan untuk bahan makanan pokok seperti beras, negara ini tidak mampu mencukupi kebutuhannya sendiri.
Lalu sebenarnya apa yang terjadi dengan negeri yang sebenarnya nan kaya raya ini? Ketua umum PBNU, KH. Said Aqiel pernah berujar dalam suatu kesempatan, bahwa negara ini memang kaya, negara ini sebenarnya mampu menghidupi sendiri penghuninya yang mencapai 200 an juta, tapi sekaya-kayanya negeri ini, tak akan mampu mencukupi kebutuhan 1 orang yang rakus. Dari statment tersebut kita bisa berkaca, bahwa negara kaya ini tidak akan mampu mencukupi 1 orang warganya yang rakus, yang hanya mementingkan urusan pribadi dan golongannya. Itu baru 1 orang rakus, kalau kita melihat Indonesia sekarang ini, kita bisa melihat berapa banyak orang yang rakus? Sudah berapa banyak perakus yang ditahan KPK? Itu baru yang terlihat dan tertangkap, dan mungkin para perakus-perakus yang menggerogoti kekayaan bangsa ini masih banyak diluaran sana yang belum tertangkap. Mereka tidak akan berhenti rakus sebelum mungkin tertangkap, bahkan mungkin setelah tertangkap dan kembali bebas, mereka akan melanjutkan kerakusan mereka. Itu terjadi karena hukum di negara ini belum membuat para perakus itu jera.
Dan akhirnya selama perakus-perakus itu masih hidup di Indonesia, negara ini akan tetap menjadi seperti ini, terlihat kaya diluar namun sebenarnya hutangnya triliunan. 1 orang rakus saja tidak bisa dipenuhi oleh kekayaan Indonesia, apalagi ada beratus-ratus atau mungkin beribu-ribu perakus yang tidak pernah jera, bisa-bisa suatu saat negara ini bisa pailit dan gulung tikar. Dan salah satu cara yang mungkin paling ampuh dan patut dicoba membuat para perakus-perakus itu jera adalah hukuman mati. Sebagaimana tertulis dalam sebuah hadist yang isinya kurang lebih, “tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina”, dan mari belajar untuk membuat jera para perakus dengan belajar mengenai hukuman mati ke negeri Cina. (Amin).

Comments
2 Comments

2 comments:

betul Juga yaa

http://watchonline-ez.blogspot.com/2013/06/cara-melacak-lokasi-nomor-hp.html

Post a Comment

Berkomentarlah dengan kata-kata yang sopan, tidak spam, dan bijak ^.^
Terima Kasih telah berkunjung