Sering kita dengar dari
para pengurus kompetisi atau pengurus klub yang mengatakan bahwa pemain asing
diharapkan mampu memberi dampak positif berupa pelajaran skill atau pengalaman
bermain kepada para pemain lokal. Alasan tersebut diatas yang selalu dikatakan
demi dalih sebuah klub bisa membeli pemain asing. Termasuk juga menjadi dalih
penyelenggara kompetisi untuk terus bisa menambah kuota pemain asing.
Bagus memang, jika niatan itu bisa terbukti, tapi sayangnya fakta di lapangan berkata lain. Mungkin benar, beberapa pemain asing di Indonesia sukses menelurkan ilmunya di Indonesia, tapi beberapa diantaranya justru menjadi penghalang kemajuan sepakbola Indonesia. Dengan gaji besar, beberapa pemain justru menunjukan kualitas yang tidak jauh beda dengan para pemain lokal, namun uniknya, mereka selalu diberi kepercayaan oleh pelatih. Kepercayaan berlebih yang diberikan pelatih kepada pemain asing inilah yang menghambat perkembangan sepakbola Indonesia. Beberapa nama pemain muda berpotensi jadi tersingkirkan. Mereka terpinggirkan, dan dampaknya regenerasi pemain untuk Timnas jadi terhambat. Inilah yang terjadi di Indonesia, bahkan juga terjadi di beberapa liga di Eropa. Pemain-pemain muda yang seharusnya diberi porsi bermain untuk mendapatkan pengalaman bermain justru terpinggirkan oleh keberadaan pemain asing. Niat awal untuk sharing pengalaman dan kemampuan dari pemain asing justru malah menghambat perkembangan sepakbola Nasional.
Hal ini perlu dievaluasi
oleh para pengurus sepakbola negeri ini, jumlah pemain asing yang semakin tahun
semakin banyak belum memberikan sesuatu yang awalnya kita harapkan. Lebih parah
lagi, beberapa pemain asing punya tempramen yang tinggi yang justru merugikan tim.
Akhirnya, silahkan saja memakai jasa pemain asing, asalkan kualitasnya memang
diatas rata-rata pemain lokal sehingga bisa menjadi contoh yang baik, tapi
jangan sampai juga para pemain asing itu sampai mendominasi, karena hal itu
bisa menghambat perkembangan pemain-pemain muda,yang dampaknya akan mengena
kepada Timnas. Mungkin lebih baik dana untuk mengontrak pemain asing digunakan
untuk seleksi bibit-bibit muda lokal dan melatihnya dalam sebuah tim muda
sehingga nanti pada waktunya diharapkan bisa menjadi pemain-pemain berkualitas.
Bangsa ini menunggu Bambang Nurdiansyah atau Widodo Putro atau Bambang
Pamungkas selanjutnya, bukan pemain asing yang dinaturalisasi secara instan.
(Amin)